Kemarin, sepulangnya dari BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), pas selepas pintu gerbang TOL dalam kota di Cililitan, saya berhenti di toilet di dekat pintu gerbang itu. Maklum soalnya sejak keluar dari BATAN itu, sudah kebelet kepengen banget pipis. Dan baru ada kesempatan di tempat itu lah. Sambil cepet-cepet saya membuka pintu mobil, eh … tiba-tiba sudah “dihadang” oleh reporter itu.
Inilah petikan wawancaranya:
Reporter: “Gimana pendapat Bapak tentang rencana kenaikan TOL yang akan mulai diberlakukan bulan depat, Bapak setuju”?
Harjo: “Setuju!”
Reporter: “Bapak setuju?”
Harjo: “Dengan catatan fasilitasnya diperbaiki dulu”
Reporter: “Apa, menurut Bapak, sekarang sudah terlihat ada perbaikan?”
Harjo: “Belum”
Reporter: “Jadi Bapak setuju tarif TOL dinaikan?”
Harjo: “Tidak!”
Salah sendiri, wong, kebelet pipis, diwawancarain. Seharusnya kasih kesempatan pipis dulu dong, supaya konsen. 😀
September 30th, 2011 at 2:30 pm
hahahahhaha…ngakak bacanya
jadi setuju atau ga nih?
Oktober 6th, 2011 at 3:33 am
Secara saya, nggak lah ya … TOL itu mesin uang, kenapa harus menaikan lagi …
Oktober 18th, 2011 at 4:00 am
percuma jg klo TOL ttep macet….
Oktober 18th, 2011 at 4:28 am
Iya, betul, percuma,
November 7th, 2011 at 3:45 pm
masuk TV donk wawancaranya 🙂
kalo di sini jalan tol gratis …… cuma beberapa thn lalu dibikin berbayar buat LKW , mobil yg gede2 dan panjang yg biasanya buat ngangkut barang
btw, apa kabar ?