Sibuk “Fesbuk”?

Sebentar lagi, Facebook akan melengkapi fiturnya dengan tambahan video calling.  Sehingga nantinya melalui layanan tersebut, Anda bisa terhubung dengan seluruh rekan kerja, saudara,  teman sekolah dulu, “mantan pacar”,  secara face to face.

Fitur ini didukung oleh Skype, namun demikian Anda tidak perlu lagi registrasi di situsnya, hanya menginstall plug-in tanpa perlu melakukan  install skype. Dalam siaran persnya, video calling ini sudah diujicobakan dan dapat  berjalan di Internet Explore, Firefox, Google Chrome, dan Mac OS X.  Sudah dapat dipastikan,  paduan kerjasama ini akan membuat facebook yang sudah populer, akan semakin populer.

Fitur baru ini tentu saja, akan membuat 750 juta orang pengguna Facebook di seluruh dunia, akan semakin betah lagi berlama-lama di depan layar monitor,  semakin banyak waktu yang tersita di media sosial network  tersebut.

Saya tidak ingin membahas lebih dalam fitur baru Facebook itu sendiri, saya hanya ingin menimbulkan pertanyaan, “adakah dampak buruk dari kemajuan perkembangan media sosial network  ini?” Banyak.

Saya berpendapat, kecenderungan ini, justru akan membuat orang akan semakin terjebak  lebih dalam di media sosial tersebut. Pendapat ini, tentu saja ditujukan kepada orang yang tidak bisa mengendalikan diri, tidak bisa mengatur waktu secara bijak.  Kapan dia harus berfesbuk, kapan dia harus berhenti. Ini menjadi penting, karena setiap hari secara kasat mata, orang-orang yang dihadapi adalah orang-orang yang berada di depan kita, di samping kita, dan sekeliling kita, baik di kantor, di lingkungan tinggal, di  rumah, bahkan  di tempat tidur.

Enggak lucu dong, sementara kia berada di lingkungan tersebut,  tetapi hati dan pikiran melalui  jari jemari ini masih terkoneksi, asyik terlibat dengan orang-orang yang entah berada di mana. Kalau sikap dan tingkah laku ini sudah  sejauh itu, tentu sudah bisa dikategorikan “penyakit”,  karena sudah “terikat”. Untuk hal alasan terakhir inilah, saya menjadi tidak setuju untuk menggunakan facebook.

Mengapa terjebak???  Ketika sudah pada posisi online,  chatting  maka di situlah mulai terjebak, tidak merespon tentu tidak enak, dijawab akan menyita waktu, berkepanjangan, bertele-tele, dan seterusnya. 

Ini baru text base, apalagi jika fitur video calling ini sudah diaktifkan?

Orang-orang akan semakin menjadi terikat.  Hari demi hari hanya habis di depan layar, tanpa sempat lagi melakukan aktifitas apapun, tidak produktif, lupa apa yang menjadi target pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini. Energi untuk bekerja menjadi semakin menurun. Dan baru “ngeh”, jika tiba-tiba sudah menjelang sore.

Saya pikir, sudah waktunya untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan tersebut.  Punya account FB, perlu!  tetapi gunakan sebatas seperti Anda menggunakan e-mail. Sebagai sarana untuk memudahkan orang untuk  menghubungi kita.

FB, akan lebih bermanfaat, ketika memang ada sesuatu yang dikerjakan di dalamnya (bisnis misalnya), yang melibatkan banyak orang. Mengerjakan proyek misalnya, atau sebuah forum keorganisasian, sehingga setiap informasi lebih mudah terdistribusi dan lebih mudah untuk didiskusikan, memudahkan pengorganisasian. 

Menggunakan FB untuk kesenangan, boleh, untuk silaturahmi, tetapi gunakan dengan arif dan bijaksana.

Jangan lupa, kejahatan di FB pun sedang mengincar Anda. Sudah banyak contoh penipuan bermula dari Facebook.  Dan jangan lupa juga,  “FB membuka peluang, cinta lama bersemi kembali”  Berapa banyak orang yang menjadi terjebak pada situasi ini.

Nah …


Tinggalkan komentar