Belajar Budidaya Lele

Bermula dari seorang kawan sekerja di kantor, yang memiliki bisnis sampingan, beternak budidaya Lele. Ketika sekali waktu mampir di kolamnya, iseng-iseng saya pun akhirnya ikut-ikutan juga.  Saya pikir, apa salahnya dicoba, siapa tahu ini adalah usaha yang mengasyikan.  Toh, modalnya tidak begitu besar, selain itu memelihara  lele, bisa juga menjadi obat penghilang stres.

Karena untuk mengawasinya cukup seminggu sekali saja. Hari-hari lain? Biar tanggungjawab kawan saya he he he … Soalnya saya sendiri masih belum terlalu serius-serius amat.  Hal yang menarik adalah, ketika memberikan makan, semuanya saling berebutan. Dari sini akan mudah membedakan mana ikan sehat dan mana ikan yang tidak sehat.

Lokasi  pemeliharaan lele yang dipilih adalah di daerah Ciseeng, yang merupakan salah satu sentra ikan lele terbesar di Indonesia.  Hampir semua penduduk di sini rata-rata memiliki kolam untuk beternak lele. Saya bersama dengan seorang kawan, dengan semangat empat lima, mulai  menebar benih lele sebanyak 15.000 ekor, yang ditanamkan pada kolam yang berukuran 15 x 25 meter.   Ternyata untuk menghitung benih sebanyak itu, dibutuhkan waktu sekitar 4 jam.  Sehingga benar-benar menyita waktu, hingga pukul 24.00 wib saat itu. Dan malam itu juga benih tersebut ditebar.

Dua hari kemudian seorang pekerja, menelpon, bahwa lelenya sebanyak  5000 ekor mati, wah koq bisa ? …  Keesokan harinya kematian tersebut masih terus terjadi lagi, hanya saja sedikit berkurang. Apa pasal? Ikannya berwarna kuning. Dan benih lele yang dibeli ternyata tidak bagus, memang sedari awal di perhatikan benih tersebut kurang begitu agersif.

Dari pengalaman awal tersebut, dapat ditarik beberapa pelajaran,  bahwa dalam memilih benih yang berkualitas, sebetulnya dapat dilihat dari:

  • Kondisi fisiknya. Benih lele yang bagus, terlihat sehat, tidak cacat, warna tubuh mengkilap, dan sungut tidak pucat. Ketika saya membeli, warna sungut memang terlihat pucat dan warna tubuh tidak begitu mengkilap.
  • Perilaku. Benih yang bagus, tidak pada posisi menggantung. Langsung menyebar begitu berada di kolam penampungan, sangat responsive terhadap perubahan lingkungan.
  • Ukuran benih. Ukuran benih yang ideal adalah 6-7 cm. Ukuran yang kurang dari ukuran tersebut, daya kelangsungan hidupnya akan berkurang.
  • Keseragaman ukuran. Ini penting, jika tidak seragam maka ini akan pada kondisi yang sangat berbahaya. DIpastikan  akan ada lele yang menjadi predator bagi beih lele lainnya, karena sifat lele yang kanibal. Dia akan memangsa lele yang lebih kecil.

10 responses to “Belajar Budidaya Lele

  • Wahidin

    Mantap kang pengalaman nya saya juga mau belajar budidaya lele, tp dengan kolam terpal supaya tidak mati gmana kang? Trus brapalama baru bisa di kash bibit jika kolam mash baru maksh sebelumnya kang.

  • Wahidin

    Oh gt ya kang. Kmarn udah coba buat kang kolam dr terpal udah 5 harilah trus di isi bibit lele yg kecil sekitar 5-6 cm tp ko pada mati kang, apakah yg salah. Apakah memang perlu di ksh tai kambing. Oya 1 lg kash makan nya nanti brapa kali 1 hari, trimakash ma2f bnyak tanya buta sama sekali, tp pngn merubah nasib mudah2n saya berhasil

    • Harjo

      Sebetulnya saya juga nggak ahli-ahli banget, sy coba jawab ya:
      1. Kematian? berapa ukuran kedalam kolam? seharusnya: 20-30 cm. Luas? dan berapa jumlah ikan? 1 x 1 m, seharusnya untuk 100 ekor. Pada saat bawa, gimana caranya? Jangan kekuranan oksigen, yg menyebabkan lemas. Beapa kapasitas di dalam kantong? Jangan terlalu penuh yg mengakibatkan berdesakan sehingga cacat. Di bawahnya dikasih sekam, untuk mencegah kalau suhu udara dingin, spy tetap hangat.

      2. Untuk kotoran kambing, Kotoran kambing biarkan dulu di dalam karung selama 3-4 hari, tujuannya utk keluarkan cacing / mikroba yg bisa dimakan oleh lele. Kemudian dengan karung2 nya dicemplungin ke kolam.

      3.Makanan? Tidak usah dikasih, karena sudah ada dari mikroba yg berasal dari kotoran kambing.

      4. Setelah 4 hari, coba alihkan ke pelet ukuran halus (ukuran 99).

      5. Lihat, apakah ada yg mati, kalau ada yg muter2 / mabok, kasihkan tetraciklin.

      Demikian semoga membantu.

  • Wahidin

    Maksh bnyak kang. Lw ada masalah nanti tanya lg bleh ya.?
    Oya semoga tambah sukses selalu
    by wahidin

  • danang coy

    om q mau nanya nih!aq jga lg coba ternak lele d kolam terpal.tp kok bnyak yg yg mati.apa air jg berpengaruh yg.carany gmn sich untuk pelihara air nya biar lele tetep segar dan sehat.mksh

  • pulau tidung

    mantabbbb kang …..saya minta di sharing estimasi modalnya kang…hehe

  • andy

    UD. NABILA LELE

    Kami petani lele dari Sleman-Yogyakarta yang sudah berpengalaman. Kami menjual induk dan bibit lele sangkuriang berbagai ukuran. Melayani pengiriman keluar kota dan luar pulau. Alamat : Jl. Kaliurang Km 13,5 Sleman-Yogyakarta.
    Bibit lele yang kami hasilkan adalah bibit lele berkualitas, telah terbukti dengan penanganan yang baik dan benar bibit lele hasil dari produksi kami dapat berkembang dengan baik dan cepat pertumbuhannya. Berikut kami informasikan data dari tempat usaha pembibitan lele kami :
    Jenis : Sangkuriang (Sertifikat)
    Sistem : Intensif.
    Pemijahan : Alami.
    Sumber air : Air tanah / sumur.
    Kolam : Terpal dan semen
    Pakan : Cacing sutra.
    Pengangkutan:Dikemas dlm kotak styrofoam penahan panas, tahan sampai 17 jam.
    Kota tujuan : Seluruh Indonesia.
    Kapasitas pengiriman :
    UKURAN : KAPASITAS / Ekor / BOX :
    2-2 cm : 15.000.
    2-3 cm : 8.000.
    3-4 cm : 7.000.
    3-5 cm : 5.000.
    4-6 cm : 4.000
    5-7 cm : 3.000
    Induk : 15.
    Untuk informasi harga murah berkualitas silahkan contak person Andy 085753563403 / 081227354545, kunjungi blog kami di http://www.mbenih.blogspot.com atau datang langsung ke lokasi pembibitan kami di Jl.Kaliurang Km 13,5 Sleman (10 meter selatan Honda AHASS)
    Datang….Lihat dan tentukan keputusan yang terbaik bagi anda…..

    Catatan :
    Cara mempersiapkan air kolam terpal/semen sebelum bibit ditebar :
    a) Masukkan air setinggi 20 cm dengan cara dipancurkan
    b) Tebar garam ikan/garam grasak 100 g / m2
    c) Diamkan selama 3 hari
    d) Volume air ditambahkan sesuai ukuran bibit
    e) Masukkan pupuk urea 10 g / m2 atau pupuk organik cair dan katalis plankton (probiotik) yang mengandung bakteri nitro (Em4, Sell multi) dosis 10 ml / m2
    f) Diamkan selama 5 hari sampai air berubah warna bening kehijauan dan bibit siap ditebar.

Tinggalkan Balasan ke Wahidin Batalkan balasan